Budaya Petik Laut


TRADISI  PETIK LAUT DI PULAU MASALEMBU

Petik laut adalah sebuah upacara adat, atau ritual sebagai rasa syukur kepada Tuhan dan untuk memohon berkah rezeki dan keselamatan yang dilakukan oleh para Nelayan. Seperti halnya petik laut yang dilaksanakan oleh masyarakat di pulau Masalembu, kabupaten Sumenep. Menurut kepercayaan masyarakat setempat yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai Nelayan, tradisi ini dilaksanakan untuk mengundang ikan-ikan yang ada di laut, agar nantinya saat bekerja Nelayan bisa mendapatkan banyak tangkapan ikan. Tradisi ini dilaksanakan se tahun sekali tepatnya saat angin timur.

Ritual ini diawali dengan pembuatan sesaji oleh sesepuh Nalayan/kepala desa. Kemudian perahu kecil (perahu sesaji) disiapkan dan dibuat seindah mungkin mirip kapal Nelayan yang biasa digunakan melaut, kemudian sesaji tersebut dihanyutkan ke laut bersamaan dengan perahu kecil yang telah dibuat tadi. Meski tradisi ini sedikit menggambarkan kepercayaan animisme/dinamisme tetapi 100%  masyarakat Masalembu beragama Islam. Kegiatan ini hanyalah sebuah tradisi tidak berpengaruh terhadap kepercayaan yang mereka anut.

Dalam upacara petik laut, para Nelayan juga ikut menghias perahunya masing-masing seindah mungkin. Setelah itu berbagai perayaan-perayaan yang dilaksanakan seperti halnya mengadakan pengajian diawal yang dihadiri oleh para Nelayan setempat dan terkadang ditambah denga kegiatan lainnya seperti  mengadakan pawai dengan menggunakan baju adat, tong-tong dan sebagainya, sesuai dengan keinginan para Nelayan di masing-masing daerah.

Setelah berbagai perayaan tersebut dilaksanakan, masing-masing Nelayan akan ikut mengantarkan sesaji yang dibuat untuk dihanyutkan dengan menggunakan perahu yang sudah dihias pula. Bahkan bukan hanya para Nelayan yang ikut mengantarnya, anak-anak dan para perempuan juga sering ikut mengantarnya pula, mereka turut merayakan kegiatan tersebut. Tetapi di acara ini tidak semua orang dapat ikut mengantarkan sesajen, bagi para wanita yang sedang mengalami masa haid tidak diperkenankan untuk menaiki perahu karena dipercaya itu akan membawa kesialan seperti tidak akan membawa keuntungan kepada pemilik perahu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ALIH FUNGSI LAHAN DI PULAU MASALEMBU